
TREAT – Gunung Tambora adalah sebuah gunung berapi kerucut aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Gunung ini terletak di kabupaten Dompu yang memiliki tinggi sebelum letusan terjadi sekitar 4.300M, namun setelah letusan terjadi tinggi gunung ini hanya setinggi 2.851M. Saat itu gunung tambora menjadi salah satu puncak tertinggi di Indonesia. Gunung Tambora sebelum meletus pada tahun 1815 sempat mengalami ketidakaktifan selama beberapa abad atau yg dikenal dengan “gunung tidur”.
Pada tahun 1812 gunung Tambora mulai bergemuruh dan menghasilkan awan hitam, dan Pada tanggal 5 April 1815 letusan terjadi diikuti dengan suara guruh yang terdengar di Makassar, Sulawesi, Jawa hingga Maluku. Puncak vulkanis gunung tambora terjadi pada 10 April tahun 1815 yang letusanya mencapai skala 7 VEI (skala yang digunakan untuk mengukur ledakan gunung berapi) dan letusan diketahui 4 kali lebih kuat dari letusan gunung Krakatau tahun 1883. Letusan gunung Tambora menjadi letusan vulkanis terbesar sejak letusan gunung Taupo tahun 181. Letusan gunung Tambora terdengar hingga ke pulau Sumatra dan hujan abu vulkanis terjadi hingga ke Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. Letusan tersebut menelan hingga 71.000 jiwa.
Sebuah fakta diketahui bahwa gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan paling besar pada tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui. Perkiraan tanggal letusannya adalah sekitar tahun 3910 SM ± 200 tahun, 3050 SM dan 740 ± 150 tahun. Ketiga letusan tersebut memiliki karakteristik letusan yang sama. Masing-masing letusan memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga.
Letusan tersebut mengakibatkan tumbuh tumbuhan dipulau hancur hingga tsunami besar menyerang beberapa pulau di Indonesia. Perubahan iklim di dunia ikut terjadi sehingga tahun itu dijuluki sebagai tahun tanpa musim panas. Peristiwa tersebut menyebabkan kegagalan panen, kematian ternak massal dan terjadinya wabah kelaparan yang buruk.