Lebih Dekat dengan Haji Agus Salim

Foto: Internet

Treatpeople, sebentar lagi adalah Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia, yaitu pada 17 Agustus 2020. Setiap tahunnya, Rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.

Kita juga dapat merayakannya dengan mengenang para jasa para pahlawan. Banyak sekali para pahlawan yang berjuang bagi Negara Republik Indonesia. Salah satu diantaranya ialah Haji Agus Salim.

Haji Agus Salim terlahir dengan nama Masjhudul Haq yang artinya pembela kebenaran. Haji Agus Salim memiliki darah Minagkabau lahir 8 Oktober 1884 di Koto Gadang Bukittinggi, Sumatra Barat.

Haji Agus Salim adalah wartawan, sastrawan, ulama, ahli bahasa, diplomat, dan politikus dengan tinggalan keteladanan yang tak akan lekang oleh zaman. Haji Agus Salim adalah sosok yang berani. Meskipun tubuhnya kecil, tapi nyalinya sungguh besar. Keberaniannya sama sekali tak sebanding dengan ukuran fisik tubuhnya.

Nah, Treatpeople pasti penasaran bukan mengenai sosoknya? Berikut 4 hal menarik mengenai beliau.

Pernah Menjadi Dosen di Amerika

Haji Agus Salim pernah menjadi dosen tamu di Cornell University, Amerika Serikat. Ia mengajar di kelas mengenai agama islam, di sana Haji Agus Salim menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang rasional.

Menguasai Sembilan Bahasa

“Kepandaiannya luar biasa. Dalam seratus tahun hanya lahir satu manusia semacam itu,” puji Bung Hatta kala itu.

Haji Agus Salim merupakan satu dari orang Indonesia yang fasih berbicara dalam sembilan bahasa asing. Selain Bahasa Melayu dan Bahasa Minang yang menjadi bahasa ibunya, Haji Agus Salim juga menguasai Bahasa Belanda, Inggris, Arab, Jepang, Perancis, Jerman, Mandarin, Latin, dan Turki. Selain itu, ia juga menguasai bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda.

Memiliki Pendirian yang Kuat

Sebagai seorang pejuang untuk Negara, beliau dikenal sebagai sosok yang memiliki prinsip yang kuat. Haji Agus Salim telah berkali-kali ditawarkan untuk bekerja sama dengan Belanda, namun ia selalu menolak, meskipun saat itu perekonomiannya bisa dikatakan tidak baik, padahal saat itu ia harus menanggung hidup 6 anaknya. Meski diiming-imingi perekonomiannya akan membaik saat itu, namun ia menolak dan tetap berpegang pada pendiriannya. Temannya mengejek bahwa tindakannya salah, apa yang ia lakukan justru membuatnya miskin. Namun, dengan sikapnya yang keras kepala dan mendengarkan suara hati, dia justru disegani dan dihormati oleh banyak orang Belanda.

Salah Satu Pelopor Home Schooling di Indonesia

Treatpeople pasti bertanya-tanya bukan bagaimana Haji Agus Salim mendidik anaknya?

Haji Agus Salim beserta istri memang lebih memilih untuk mendidik ketujuh anaknya dengan tangan mereka sendiri. Tercatat, hanya si bungsu saja yang saat itu pernah merasakan pendidikan formal.

Pilihan ini bukan karena beliau tak mampu membiayai pendidikan putra-putrinya, tapi lebih karena ia tidak percaya sekolah kolonial mampu membuat anaknya hidup mandiri. Hasilnya, dalam usia 13 tahun, Jusuf Taufik, anak tertua Agoes Salim, sudah mampu membaca Epos Mahabarata dalam Bahasa Belanda. Padahal, tata Bahasa Belanda terkenal amat sulit untuk dipelajari.

Nah, Treatpeople Itulah 4 hal menarik dari salah satu pahlawan Indonesia berdarah Minangkabau, Haji Agus Salim.  Seorang Haji Agus Salim memang patut untuk dijadikan teladan dalam kehidupan kita.

Fajar Ibrahim

Rekomendasi