Hujan Guyur Jabodetabek Sore Hingga Dinihari, Waspada!

Jakarta – Sebagian besar wilayah Jabodetabek dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejak Rabu sore, 22 Oktober 2025, dan berlanjut hingga malam hari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca, menyebutkan potensi hujan yang meluas ke seluruh area Jabodetabek.

Menurut BMKG, hujan pada sore hari itu awalnya teramati di sejumlah wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Peringatan dini yang sama juga berlaku untuk sebagian Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan.

Hingga pukul 20.00 WIB, hujan masih mengguyur sejumlah lokasi, seperti yang terpantau di Kota Tangerang Selatan. Petugas piket prakirawan BMKG, Arief Danial Rahman, mengonfirmasi bahwa sebagian Jabodetabek masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga menjelang dini hari.

Arief menambahkan, intensitas hujan yang cukup tinggi masih persisten di wilayah Kepulauan Seribu. Secara umum, hujan di Pulau Jawa hari ini diakibatkan oleh aktifnya gelombang atmosfer seperti Gelombang Kelvin dan Gelombang Equatorial Rossby.

Fase Madden-Julian Oscillation (MJO) juga berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di Indonesia, khususnya di bagian barat. Hal ini dijelaskan oleh Arief Danial Rahman dari BMKG.

Terpisah, peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa hujan pada Rabu sore meluas hingga Jakarta, Bekasi, Purwakarta, dan sebagian Jawa Barat.

Erma menyebutkan bahwa hujan juga terjadi secara merata dan meluas di wilayah Jawa bagian tengah dan timur. Menurutnya, fenomena ini disebabkan oleh gabungan tiga dinamika atmosfer.

Ketiga fenomena tersebut adalah Madden-Julian Oscillation fase 4 dengan intensitas kuat yang saat ini berada di Indonesia bagian barat, badai tropis 95S di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra, serta Indian Ocean Dipole negatif. Kombinasi ini memperparah penjalaran klaster awan dari Samudra Hindia.

Erma menjelaskan, faktor-faktor tersebut menciptakan klaster awan yang terkonsentrasi di atas Jawa. Kondisi ini diperkuat oleh pemanasan suhu permukaan laut di perairan selatan Jawa.

“Penjalaran klaster awan dari Samudra Hindia menuju Jawa akan secara efektif membuat hujan yang masif dan merata pada sore-malam hari di sebagian besar Jawa,” pungkas Erma.