Gentle Parenting: Pakar Jelaskan Definisi, Manfaat, dan Penerapannya

Jakarta – Pola asuh gentle parenting semakin diminati oleh sejumlah orang tua di Indonesia, menggantikan metode tradisional yang cenderung keras dalam mendidik anak. Pendekatan lembut ini bertujuan membentuk anak yang percaya diri, mandiri, dan bahagia. Aktris Nikita Willy menjadi salah satu figur publik yang terang-terangan menerapkan pola asuh ini, memicu banyak pertanyaan dari pengikutnya di media sosial.

Gentle parenting merupakan pola asuh yang berbeda dari metode tradisional, dengan fokus utama pada perkembangan positif anak. Dokter anak Karen Estrella, MD, menjelaskan bahwa pola asuh ini berpotensi memberikan dampak positif pada masa depan anak.

Pendekatan ini berupaya membesarkan anak-anak yang percaya diri, mandiri, dan bahagia melalui empati, rasa hormat, pengertian, serta penetapan batasan yang sehat. Gentle parenting sebagian besar berpusat pada perkembangan yang sesuai dengan usia anak.

Ini kontras dengan pola asuh tradisional yang seringkali berfokus pada hukuman dan penghargaan. Misalnya, anak yang berperilaku baik mungkin akan diberi hadiah atau pujian. Namun, jika anak melakukan kesalahan, orang tua mungkin memilih hukuman fisik, tindakan yang seharusnya dihindari.

Alih-alih hukuman atau hadiah, gentle parenting mendorong peningkatan kesadaran diri anak dan pemahaman terhadap perilaku mereka sendiri. “Idenya adalah menjadi seperti pelatih bagi anak daripada pemberi hukuman,” ujar Dr. Estrella.

Pola asuh ini juga dikenal sebagai metode mengasuh anak tanpa rasa malu, menyalahkan, atau menghukum. Gentle parenting menekankan kemitraan atau kerja sama, di mana baik orang tua maupun anak memiliki peran dalam pola asuh kolaboratif ini.

Pengasuhan ini mengedepankan pendekatan yang lebih lembut, membimbing anak-anak dengan penuh kasih sayang, bukan dengan cara yang tegas. Seorang parenting coach, Danielle Sullivan, menerangkan bahwa orang tua tidak memaksa anak untuk berperilaku baik melalui hukuman atau kendali.

Sebaliknya, orang tua menggunakan koneksi, komunikasi, dan metode demokratis lainnya untuk membuat keputusan bersama sebagai satu keluarga. Pola asuh lembut ini terdiri dari empat elemen utama, yaitu empati, rasa hormat, pengertian, dan batasan.

Gentle parenting mengajarkan anak bahwa mereka dapat aktif di dunia, menetapkan batasan mereka, memercayai kebutuhan mereka sendiri, dan menyuarakan pendapat mereka,” pungkas Sullivan.

Rekomendasi