TREAT – Bernadya, penyanyi asal Surabaya yang dikenal lewat lagu-lagu beraroma gelap, kini semakin dikenal di kalangan pecinta musik.
Lagu-lagu Bernadya yang sarat makna dan lirik mendalam sering memancing rasa penasaran publik mengenai pengalaman hidupnya yang masih muda.
Meski baru berusia 20 tahun, ia telah menorehkan banyak karya yang mendalam dan menyentuh.
Sejak terjun ke dunia musik melalui ajang pencarian bakat The Voice Kids Indonesia pada 2016, Bernadya yang lahir pada tahun 2004 ini menunjukkan bakatnya sebagai penyanyi dan penulis lagu.
Meskipun liriknya sering mengangkat tema-tema sedih dan penuh keresahan, gaya bahasa sederhana dan mudah dipahami membuat pendengar mudah menerima karya-karyanya.
Hal ini juga menjadikannya sebagai soundtrack favorit berbagai konten sosial media.
Dalam setiap lagunya, Bernadya mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata yang dituangkan dalam musik.
Ia percaya bahwa saat seseorang merasa terpuruk atau sedih, mereka cenderung mencari lagu yang dapat merefleksikan perasaan mereka. Ini menjadi alasan mengapa banyak lagu yang ia ciptakan memiliki nuansa sendu dan melankolis.
Inspirasi Bernadya dalam menulis lagu datang dari pengalaman pribadi, cerita orang sekitar, dan imajinasinya.
Proses kreatif Bernadya sering melibatkan waktu sendiri dan refleksi mendalam, bahkan terkadang ia menemukan inspirasi di tempat yang tidak terduga, seperti saat di toilet.
Penyanyi ini juga terinspirasi oleh musisi seperti Lizzy McAlpine, yang memotivasi dirinya untuk menciptakan karya dengan kualitas yang sama baiknya.
Bernadya telah meluncurkan album terbarunya yang berjudul “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” pada beberapa waktu lalu. Album ini menceritakan perjalanan emosional dalam hubungan.
Bernadya membagi album ini menjadi delapan track dalam tiga fase: “Heartbreak”, “Self Doubt”, dan “Realization”.”
Masing-masing fase menyajikan lagu-lagu yang mencerminkan berbagai tahap perasaan dalam menghadapi hubungan yang sulit dan proses penerimaan diri.
“Heartbreak” berisi empat lagu yang menggambarkan rasa sakit dan kesedihan dalam hubungan. “Self Doubt” menyoroti keraguan dalam hubungan dengan dua lagu, sementara fase terakhir, “Realization”, terdiri dari dua lagu yang menekankan penerimaan kegagalan dan bergerak maju.
“Lagu-lagu dalam album ini adalah bentuk rasa syukur dan harapan,” kata Bernadya. “Setiap fase album mencerminkan perjalanan yang saya lalui, dari rasa sakit hingga penerimaan.”
Dilansir dari Kompsiana, Bernadya menyatakan bahwa keberhasilannya adalah hasil dari usaha dan doa.
Ia percaya bahwa Tuhan akan membawa ke tempat yang ditakdirkan, dan setiap pencapaian serta keterpurukan adalah berkah.