Bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa. Pada bulan ini, semua umat Islam diperintahkan untuk berpuasa dari waktu subuh hingga maghrib.
Nah, beberapa jam menjelang maghrib tiba, orang-orang yang berpuasa biasanya memiliki waktu luang yang digunakan untuk melakukan aktivitas santai. Seperti berjalan-jalan, tadarus, dan sebagainya, atau biasa kita sebut dengan istilah ngabuburit.
Sejarah kata ‘ngabuburit’ sendiri berasal dari Bahasa Sunda loh, Treat People. Kata aslinya yaitu ‘burit’ yang memiliki arti ‘waktu menjelang sore’.
Untuk kata ‘ngabuburit’ sendiri merupakan hasil singkatan dari ‘ngalantung ngadagoan burit’ yang berarti bersantai-santai menunggu waktu sore.
Namun, meskipun identik dengan bulan ramadhan, ngabuburit tidak hanya di lakukan pada bulan ramadhan. Di daerah asal kata ini, kegiatan tersebut juga dilakukan sehari-hari sembari menunggu azan maghrib.
Pada awalnya kegiatan ngabuburit di bulan ramadhan diisi dengan kegiatan mengaji, pesantren kilat, atau kegiatan keagamaan lainnya.
Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, ngabuburit tidak hanya melakukan kegiatan kegiatan berbau keagamaan saja, tetapi dengan aktivitas yang lain. Contohnya seperti wisata kuliner mencari takjil atau bukaan untuk berbuka, melakukan aktivitas sosial semacam bersih-bersih lingkungan, atau berkumpul bersama kerabat.
Di waktu PSBB saat sekarang ini, kegiatan ngabuburit tentunya mengalami pergeseran dalam hal cara melakukannya. Waktu ngabuburit yang biasanya dihabiskan bersama teman-teman mau tak mau harus dihabiskan di rumah saja.
Tapi bukan berarti tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan saat ngabuburit di rumah aja loh, Treat People! Kamu bisa mencoba melakukan hal yang belum pernah dicoba sebelumnya. Mencoba resep baru dan lagi trending, misalnya.
Itu dia Treat People, sekilas sejarah kata ngabuburit yang kita kenal di Indonesia. Selama tidak melanggar aturan agama dan pemerintah, ngabuburit tentu sah-sah saja untuk dilakukan. Yuk, isi kegiatan ngabuburit kita dengan sesuatu yang positif dan bermanfaat!