
TREAT – Khutbatul Idul Adha disampaikan secara singkat oleh khatib selepas menunaikan shalat, namun berkah dan pahala apabila mendengarkannya justru menjanjikan. Selain meraih pahala dari Allah SWT, mendengarkan khutbatul Idul Adha juga memberikan kita ilmu dan peringatan kebaikan. Oleh karena itu jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbatul Idul Adha dengan baik.
Hukum mendengarkan khutbatul Idul Adha adalah sunnah sebagai penyempurna shalat. Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA, beliau berkata :
“Aku menghadiri shalat Id bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar dan Ustman Radhiyallahu ‘anhum. Semua mereka melakukan shalat (ldul Fitri dan Idul Adha) sebelum Khutbah,” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad)
Dalam mazhab Imam Syafi’i ada beberapa rukun saat hendak melaksanakan khutbatul Idul Adha baik bagi sang Khatib maupun Jamaah yang mendengarkan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Dalam hadis yang diriwayatkan Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, berkata :
“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah degan duduk,” (H.R. Asy-Syafi’i)
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abdullah bin Sa’id menyampaikan bahwa mendengarkan khutbatul Idul Fitri atau Idul Adha tidaklah wajib. Sebagaimana Rasulullah memberikan pilihan untuk meringankan jamaah. Ketika hendak Abdullah bin Sa’id berkata :
“Sesungguhnya kami akan berkhutbah, barang siapa yang ingin tetap duduk untuk medengarkan maka duduklah dan barangsiapa yang hendak pergi maka pergilah”.
Namun, ada baiknya jika jamaah juga mengikuti sunnah mendengarkan khutbah agar sempurna shalatnya. Berikut adab bagi jamaah saat mendegarkan khutbatul Idul Adha :
Meski tidak wajib, tentu banyak hikmah berupa pelajaran atau peringatan baik yang berkaitan dengan zakat, qurban, silaturahmi, dan lainnya yang akan jamaah dapatkan dari isi khutbah. Waallahu a’lam bissowab.