TREAT – Harga Bitcoin mencapai US$62.000 atau sekitar Rp954 juta setelah Federal Reserve AS (The Fed) secara tak terduga memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin. Langkah tersebut menandai pemangkasan suku bunga pertama dalam empat tahun, yang bertujuan untuk mengurangi inflasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Keputusan ini mendapat sambutan positif dari pasar, termasuk saham dan aset kripto, yang mencatat kenaikan setelah pengumuman tersebut. Indeks Nasdaq dan S&P 500 di AS masing-masing naik antara 0,6 hingga 0,8 persen. Sementara itu, Bitcoin melonjak lebih dari 2 persen hingga mencapai US$62.000.
Fyqieh Fachrur, seorang trader Tokocrypto, berpendapat bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed memberikan angin segar bagi pasar kripto. “Kebijakan moneter yang lebih longgar membuat investor cenderung mencari alternatif investasi yang lebih menguntungkan, seperti Bitcoin, untuk melindungi nilai aset mereka,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa volatilitas yang terjadi pada Bitcoin setelah pengumuman adalah hal wajar, mengingat banyak pelaku pasar mengambil keuntungan dari lonjakan tersebut untuk menutup kerugian sebelumnya.
“Lonjakan harga Bitcoin hingga 3 persen setelah pemangkasan suku bunga mencerminkan sentimen positif investor terhadap keputusan tersebut. Namun, koreksi yang terjadi selanjutnya menunjukkan bahwa pasar masih mencari stabilitas di tengah ketidakpastian,” tambahnya.
Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed juga meningkatkan ekspektasi bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan berlanjut hingga akhir tahun. Proyeksi Fed memperkirakan kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga tambahan sebesar 50 basis poin pada dua pertemuan FOMC berikutnya. Ini memberi sinyal kuat akan peningkatan likuiditas di pasar. Sering kali hal ini mendorong kenaikan harga aset berisiko seperti saham dan kripto.
Meskipun demikian, Fyqieh mengingatkan bahwa penurunan suku bunga AS juga dapat memicu ketidakstabilan pasar secara global. Penyusutan selisih suku bunga antara dolar AS dan yen Jepang, menurutnya, bisa menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar derivatif berbasis yen, yang kemudian berdampak langsung pada pasar kripto.
Namun, pandangan ini ditentang oleh beberapa analis yang melihat bahwa kebijakan The Fed akan membuka peluang bagi reli di pasar kripto. Sentimen positif ini terlihat dari kenaikan saham terkait kripto. Contohnya seperti MicroStrategy yang naik 3,77 persen dan Coinbase yang meningkat 2,1 persen. Investor kripto seringkali melihat ketidakpastian ekonomi sebagai peluang untuk memperluas portofolio mereka di aset digital.
Keputusan The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter diperkirakan akan terus mendukung sentimen positif di pasar kripto dalam waktu dekat. Namun, investor masih menunggu data ekonomi Amerika Serikat, seperti Personal Consumption Expenditures (PCE), yang bisa menjadi penentu arah kebijakan moneter selanjutnya.
“Bitcoin memang akan naik, tetapi tidak akan melonjak drastis seperti ‘God Candle.’ Masih ada kemungkinan penurunan atau fluktuasi harga sebelum tren bullish berlanjut. Investor kini fokus pada rilis data PCE pada 27 September untuk melihat kondisi inflasi di AS,” jelas Fyqieh. Data PCE ini menjadi indikator penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan berikutnya. Nantinya kebijakan ini akan memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Jika data inflasi menunjukkan penurunan, The Fed kemungkinan besar akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter. Dengan demikian akan memperkuat sentimen positif di pasar kripto. Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi, volatilitas pasar bisa meningkat dan memicu aksi jual besar-besaran.
Fyqieh juga menekankan pentingnya kehati-hatian bagi investor kripto saat ini. “Meskipun momentum positif terlihat menjanjikan, volatilitas pasar kripto tetap tinggi, terutama dengan ketidakpastian global yang ada. Investor harus melakukan uji tuntas dan mempertimbangkan risiko sebelum mengambil langkah lebih lanjut,” jelasnya.
Dalam beberapa bulan mendatang, pasar kripto diperkirakan akan terus bergerak fluktuatif. Bitcoin yang berpotensi mengalami perubahan harga antara 2-3 persen sebagai akibat dari kebijakan yang diterapkan oleh The Fed. Pemangkasan suku bunga ini telah memberikan dorongan positif bagi pasar kripto. Terutama harga Bitcoin yang melonjak signifikan pasca pengumuman. Namun, ketidakpastian mengenai kebijakan moneter global membuat investor perlu tetap waspada dalam mengambil keputusan.
Kombinasi kebijakan moneter yang lebih longgar dan ketidakpastian ekonomi global diprediksi akan terus memengaruhi dinamika pasar kripto dalam beberapa waktu ke depan.