
TREAT – Generasi milenial sekarang ini harus memahami cara-cara berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Apalagi ketika menghadapi dosen/atasan.
Karena komunikasi merupakan hal yang sering dilakukan, sangat penting untuk melakukannya sesuai dengan etika. Terlebih lagi, etika bisa menjadi tolak ukur kepribadian seseorang.
Berada dizaman yang berbeda sering ditemukan miskomunikasi hingga kesalahpahaman. Untuk membangun komunikasi melalui chat pada media social pun ada etikanya. Berikut ini 10 etika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua melalui media chat.
Awali pesan singkat dengan memberi salam seperti “Assalamualaikum”, “Selamat Siang”, ditulis lengkap lebih baik lagi. Jangan sampai kamu belum pernah chat ke seorang Dosen tiba-tiba langsung menyampaikan keperluan, jadi terkesan kasar dan tidak beretika sebagai seorang mahasiswa.
Selain salam, sapalah dosen kamu dengan sopan. Meski dosen kamu terlihat ramah, dekat dengan siapa saja, dan bahkan gaul, tetap disarankan menggunakan Bahasa formal, menggunakan sapaan yang sopan seperti “Bapak”, atau namanya misalnya “Pak Ade”, atau “Bu Popy”.
Sebelum ke inti pembahasan, sebaiknya kamu gunakan sedikit basa-basi seperti “Apa kabar, Pak?” atau “Mohon maaf apabila mengganggu”, terlebih kalau atasan kita termasuk orang dengan mobilitas tinggi. Dengan kerendahan hati kamu meminta waktu dosenmu.
Handphone desen kamu bukanlah computer atau buku registrasi yang menyimpan semua nama mahasiswanya, tak terkecuali nama kamu. Jadi, pastikan untuk memperkenalkan diri dengan sopan. Seperti “Assalamualaikum Bu, Maaf sebelumnya, Ini saya Dita Zuliany, Mahasiswi semester 4 dari Prodi Pendidikan Informatika”.
Perlu diingat bahawa tidak selalu dosen menyimpan setiap no yang masuk. Jika kamu telah mengirim chat seminggu yang lalu, kemudian anda ada keperluan lagi, tetap perkenalkan diri anda, suapaya mereka tidak bingung mengingat kembali.
Jelaskanlah keperluan kamu dengan singkat, jelas dan sopan. Hindari kata-kata yang tidak tegas dan bertele-tele. Jangan juga menggunakan kalimat yang bernada memerintah. Ingat, dosen itu rata-rata lebih tua atau lebih berwawasan secara akademik. Jika membuat janji bertemu, langsung tanyakan jam dan tempatnya.
Curhat malah menunjukkan kamu hanya memikirkan masalah kamu sendiri dan tidak peduli tanggapan orang lain. Padahal dosen/atasan akan melihat etikamu dari uraian Bahasa yang kamu gunakan.
Sebelum mengirimkan pesan, periksa kembali kata-kata yang kamu gunakan. Perhatikan tanda baca. Dan jangan menggunakan Bahasa yang alay/gaul/slank Dsb. Bagi mahasiswa, tulisan 4L4y mungkin lucu dan menarik, tapi bagi dosen, tentu butuh waktu khusus untuk mencerna tulisan anda. Jagalah kesan yang baik dimata dosen kamu.
Ketika belum ada balasan, jangan tiba-tiba menodongnya dengan banyak panggilan. Tunggulah beberapa saat. Sering kali yang menurut kita sepele malah menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu ada beberapa hal sederhana yang harus diperhatikan ketika menentukan Bahasa apa yang digunakan dalam chat media sosial.
Dalam mengirimkan pesan, perlu juga kita perhatikan jam istirahat dosen kita, jangan terlalu malam atau kepagian. Kirimlah pesan pada saat hari dan jam kerja.
Jangan lupa ucapkan terima kasih untuk mengakhiri pesan. Terimakasih ini sebagai ucapan atas waktu yang telah diluangkan dosen untuk membaca chatan kamu dan merespon chatan kamu.
Ketika dosen kamu sudah merespon pertanyaan atau pernyataan kamu, maka kamu juga harus sesegera mungkin meresponnya kembali tanda kita paham atas jawabannya. Intinya jangan sampai jawabannya dosen tersebut hanya diread atau dibiarkan terbengkalai. Kita harus meresponnya minimal dengan baik pula. Minimal ucapan “Terimakasih Pak” atau “Siap pak”.