Kadang, perpisahan adalah gerbang menuju hari-hari yang lebih baik. Aku tahu, saat ini sudah ada orang yang mengisi ruang hatimu, yang membahagiakanmu lebih dari seorang aku. Satu hal yang harus kau tahu, bila boleh memilih aku sama sekali tidak ingin kisah kita terulang, aku yakin kau akan jauh lebih baik tanpaku, begitu juga diri ini akan jauh lebih baik tanpamu. Petualangan baru sudah menungguku dan kaki ini sudah tidak sabar untuk berlari kesana.
Sepertinya tulisan di atas seolah aku tidak pernah menjadikanmu segalanya, yaa..
Menangisimu tentu aku pernah, namun aku sadar tumpahan air mataku tidak akan membuat kau bertahan, rengekanku tidak akan berhasil membuat kau berbalik arah, toh pada kenyataannya kebahagiaanmu berada pada perempuan yang bukan aku. Bagaimana mungkin aku terus berharap-harap kepada seseorang yang hatinya saja mengecualikan namaku? Maka dari itu aku memilih tegar sebelum semua kau koyakkan. Sebelum aku kau buat lemah, aku lebih dulu memilih kuat. Begitu kira-kira. Membencimu pun aku pernah, saat kau memilih beranjak pergi di saat aku dengan sekuat hati berusaha memantaskan diri mendampingimu, kekecewaan itu melahirkan kebencian.
Sungguh, kenangan manis denganmu tidak akan semudah ucapan mereka yang bilang ‘sudah, ikhlaskan dan lupakan’ untuk aku tinggal dan buang begitu saja, butuh ratusan hari sepertinya agar aku paham bahwa ‘orang datang dan pergi’ dan aku harus terima akan itu.
Satu hal yang kini aku mengerti. Bahwa tidak akan ada sesuatu yang akan pergi kecuali di ganti dengan yang labih baik. Tidak akan ada sesuatu kesempatan yang hilang kecuali di ganti dengan kesempatan yang jauh lebih baik. Terimakasih, mungkin aku kehilanganmu, namun aku menemukan diriku.