Langkah kakiku tersurut
menapaki jalanan becek
tak ada sela untuk bisa bersuara
hanya ada lamunan hampa yang mengambang di depan mata
Satu per satu kulihat tatapan itu
Banyak harapan-harapan semu akan lakunya gantungan hidup
Tak ada yang tahu isi hati tatapan kosong
Sesekali mereka berteriak menggema
Tidak, bukan karena tidak mau
Hanya saja uangku juga belum cukup untuk membantunya
Tatapan kosong ditengah keramaian yang mulai mencekik
Dimusim dimana uang sulit beredar
Katanya, “perekenomian susah, Nak”