Kamu tahu? Meninggalkan identik dengan kata perpisahan. Hal ini bahkan menjadi suatu hal yang sangat ingin dihindari. Karena siapa pun tidak ingin mengalami perpisahan dengan orang-orang yang mereka sayangi. Termasuk kamu, bukan?
Namun, terkadang kita tidak bisa memilih. Tidak bisa memaksa semuanya berjalan sesuai rencana kita. Meninggalkan seseorang bukanlah pilihan yang diinginkan banyak orang. Lantas bagaimana jika kita harus memilih untuk meninggalkannya karena Sang Pencipta?
Mungkin, terkesan tidak adil. Saat rasa nyaman sudah bersemayam. Apalagi keinginan untuk tetap bisa menjadi pelindungnya sudah mulai tertanam. Tapi, apa kata tidak adil itu sudah benar adanya? Sementara kita terlalu sering tidak meletakkan sesuatu dengan cara yang benar, di waktu yang tepat. Padahal semua sudah ada aturannya.
Meninggalkan bukan berarti tidak mencintai, bukan? Karena ada saatnya kita harus pergi, saat kata pergi menjadi satu-satunya jalan terbaik. Makna mencintai terlalu dangkal jika hanya dilihat dari satu sudut pandang memiliki. Karena ada saatnya kita meninggalkan sesuatu atau seseorang bukan karena tidak mencintainya lagi, melainkan kita lebih mencintai Sang Pencipta. Karena tetap, itu yang selalu utama, bukan? Jangan sungkan untuk pergi, jika selepas itu ada banyak kebaikan yang menghampiri. Jangan takut kehilangan karena pergi meninggalkan. Sebab kehidupan milik-Nya. Ada banyak hal yang akan terjadi yang tidak kita ketahui setelah pergi. Sejauh apapun kita pergi, jika tempatnya kembali adalah diri ini, maka dia pasti akan datang lagi, dalam kejadian yang bahkan tidak pernah kita duga.
Salsabila Syafna Aulia