
Sebagai makhluk sosial, percakapan serta berinteraksi adalah kunci utama dalam lancarnya sebuah hubungan. Selagi tinggal di Bumi ini, kita akan terus berinteraksi entah itu membicarakan hal yang penting maupun tidak penting sekalipun, Dalam percakapan ini, tentu saja tidak semua hubungan akan berjalan lancar seperti yang kita harapkan.
Ego yang tinggi menjadi salah satu faktor kenapa hubungan tidak bisa berjalan lancar. Sebelum memberi label tersebut ke orang lain, kita harus mengintropeksi diri.
‘Apakah benar egonya tinggi?’ atau ‘ego kita yang tinggi?’.
Permasalahan ini kadang tidak menentu. Bahkan sering tidak disadari oleh si pelaku yang akhirnya menimbulkan sebuah pertanyaan klasik “ Bagaimana menundukan ego? “ atau “ Bagaimana mengendalikan ego? “.
Menurut pakar pengembangan kepribadian, Wayne W. Dyer, ini tujuh langkah menundukan ego :
1. Jangan mudah tersinggung
Sering kali kita tersinggung jika orang lain tidak menuruti perintah atau permintaan kita. Hal ini justru akan melemahkan kita. Jika setiap masalah membuat kita tersinggung, bahkan karena masalah sepele sekalipun, maka kita akan mudah terpicu bersikap yang ocusar ini dimana pun berada.
Kita harus mampu menyingkirkan sifat tersingggung ini. Dengan segala cara, kita upayakan untuk bertindak agar mampu menghilangkan sifat angkara murka yang berasal dari ocus yang ada dalam diri kita menuju alam yang lebih damai.
2. Tidak selalu jadi pemenang
Orang yang egois selalu menginginkan menjadi pemenang dalam setiap kesempatan. Padahal mengejar kemenangan setiap saat adalah hal yang mustahil. Mengapa? Orang lain akan lebih cepat, lebih beruntung, lebih muda, lebih kuat dan lebih cerdas.
Menang atau kalah merupakan hal yang biasa kita hadapi. Kita tidak perlu bersusah payah untuk terus menjadi yang terbaik. Dengan demikian kita akan merasa damai. Dengan perasaan damai justru kita akan lebih mudah memenangkan banyak hal karena kita melakukannya dengan ketulusan dan pemikiran yang matang untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri kita.
3. Berani Mengalah
Mengalah, bukanlah ocus kalah, tetapi kita mampu menundukkan ego yang tidak baik. Kita bisa menekan dorongan ego dengan bertanya pada diri sendiri, ‘Apakah kita ingin menang ataukah kita ingin ocusa?’. Jika kita memilih ocusa, penuh cinta dan jiwa yang tenang, maka harus mampu menekan ego agar kehidupan kita lebih damai.
4. Tidak selalu Unggul
Menjadi orang yang unggul atau nomer satu dalam setiap hal bukanlah hal yang keliru. Akan tetapi orang yang besar bukan sekedar lebih baik dibandingkan orang lain. Pada intinya memiliki pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
5. Tidak Serakah
Kita selalu menginginkan segala sesuaru lebih banyak dibandingkan orang lain dan tidak pernah merasa puas dengan kondisi yang ada. Tidak peduli berapa banyak yang telah kita capai atau miliki, ego kita akan selalu mengatakan bahwa itu belum cukup.
Kita selalu berjuang seakan-akan hidup kita selalu kekurangan. Semakin banyak yang ocusari semakin tidak puas kita dengan apa yang kita dapatkan. Berhentilah dan merenung sejenah, apakah yang sejatinya ocusari di dalam hidup ini ?
Dengan melepaskan hawa nafsu serakah untuk menumpuk apapun yang kita peroleh baik berupa harta, jabatan, dan hal-hal lainnya. Sebab, kita akan menyadari sebenarnya betapa sedikit yang kita butuhkan agar merasakan perasaan yang puas dan damai.
6. Lepaskan mengidentifikasi diri berdasarkan prestasi
Seringkali banyak yang menganggap bahwa prestasi yang dicapai adalah murni karena kemampuan kita. Padahal Tuhan lah yang menumbuhkan hal itu dalam diri kita.
Namun, ego kita mengatakan bahwa semua itu murnikarena kemampuan kita. padahal sumbernya hanya satu, yaitu dari Tuhan.
Tubuh kita yang mampu mencapai prestasi karena kehendak Tuhan. Kita hanya pengamat. Perhatikan semuanya dan bersyukurlah atas apa yang kita capai. Dengan demikian, kita akan semakin merasa damai.
7. Jangan selalu terpengaruh dengan pandangan orang lain
Reputasi tidak terletak pada kita, tetapi pada pandangan orang lain. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengendalikannya sama sekali. Lepaskan ego dalam diri kita untuk selalu menyenangkan orang lain. Cobalah mendengarkan suara hati yang selalu terhubung dengan Sang Pencipta.
Jangan hanya ocus pada tanggung jawab apa pun yang kita kerjakan. Tidak perlu terlalu memikirkan pandangan orang lain atas apa saja yang kita yang lakukan, tidak perlu kita pedulikan, itu urusan mereka!.
Jadi, buat Treatpeople yang masih mengalami masalah dengan ego yang tinggi, tujuh langkah diatas dapat menjadi jalan keluar yang tepat dari permasalahannya ya. Semangat!!
Fajar Ibrahim