
TREAT – Fenomena thrifting atau belanja barang bekas semakin marak dan populer di kalangan masyarakat, khususnya di tengah kondisi ekonomi yang menuntut konsumen untuk lebih cermat dalam mengatur pengeluaran. Potensi thrifting sebagai solusi kreatif untuk menguatkan daya beli masyarakat sangat tinggi.
Dengan kelebihannya dalam menawarkan produk berkualitas yang terjangkau. Tren ini tidak hanya mengubah pola konsumsi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap lingkungan dan ekonomi.
Thrifting kini menjadi pilihan gaya hidup yang tidak hanya populer oleh kalangan menengah ke bawah, tetapi juga oleh konsumen dari berbagai lapisan sosial.
Peneliti ekonomi sosial, Dr. Rini Suryani, menyebutkan bahwa “fenomena thrifting menunjukkan adanya perubahan perilaku konsumen yang lebih sadar akan nilai ekonomi dan keberlanjutan.”
Menurutnya, masyarakat semakin peka terhadap harga dan kualitas produk yang mereka beli, serta dampak lingkungan dari konsumsi yang berlebihan.
Salah satu faktor utama yang menjadikan thrifting begitu diminati adalah harga barang yang jauh lebih murah dibandingkan produk baru. Barang-barang bekas, mulai dari pakaian, aksesori, hingga perabot rumah tangga, memiliki harga jual yang sangat terjangkau, tetapi tetap berkualitas. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mendapatkan barang yang masih layak pakai tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Seperti yang diungkapkan oleh Lisa, seorang pebisnis di pasar thrifting, “Thrifting membantu masyarakat mendapatkan barang berkualitas dengan harga murah.
Banyak orang yang merasa puas karena bisa menghemat pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas.” Selain itu, adanya variasi produk yang unik dan tidak mudah ditemukan di pasar konvensional membuat thrifting semakin digemari.
Di era digital, kemudahan akses terhadap produk thrifting juga meningkat seiring dengan munculnya platform online dan media sosial. Pasar daring thrifting berkembang pesat, memberikan ruang bagi konsumen untuk menjelajah berbagai barang tanpa batasan geografis. Ini semakin memperluas jangkauan thrifting dan meningkatkan partisipasi konsumen.
Thrifting menjadi salah satu cara efektif untuk memperkuat daya beli masyarakat, terutama di masa ekonomi yang tidak menentu. Ketika inflasi dan harga barang baru terus meningkat, kemampuan konsumen untuk membeli produk baru berkurang. Thrifting memberikan alternatif yang ramah di kantong bagi konsumen yang ingin tetap memenuhi kebutuhan mereka tanpa terbebani oleh harga tinggi.
Menurut data dari Lembaga Konsumen Indonesia, jumlah pembeli barang bekas meningkat 15% selama tiga tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang tertarik pada konsep belanja hemat.
“Masyarakat kini lebih selektif dalam pengeluaran mereka, dan thrifting menawarkan solusi yang dapat mengurangi tekanan finansial tanpa mengurangi kepuasan konsumen,” ujar Adi Putra, seorang ekonom dari Universitas Indonesia.
Selain itu, thrifting juga berkontribusi dalam menekan produksi dan konsumsi barang baru yang sering kali bersifat tidak berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tren konsumsi ramah lingkungan yang semakin mendapatkan perhatian di kalangan masyarakat global.
Walaupun thrifting memberikan banyak manfaat, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah stigma yang masih melekat terhadap barang bekas, di mana sebagian orang menganggap barang thrifting sebagai produk yang kurang prestisius atau kualitasnya tidak setara dengan barang baru. Namun, dengan semakin banyaknya edukasi dan kampanye terkait konsumsi berkelanjutan, pandangan ini perlahan mulai berubah.
Potensi masa depan thrifting masih sangat besar, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya yang lebih bijaksana. Thrifting tidak hanya menjawab kebutuhan konsumen dalam hal daya beli, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Potensi thrifting yang tinggi telah menjadi solusi kreatif yang menawarkan manfaat ekonomi dan sosial bagi konsumen. Di tengah ketidakpastian ekonomi, fenomena ini membantu masyarakat menguatkan daya beli mereka dengan cara yang cerdas dan hemat. Selain itu, thrifting mendukung tren konsumsi berkelanjutan yang semakin relevan di era modern. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang nilai thrifting, masyarakat dapat terus memanfaatkannya sebagai bagian dari strategi belanja yang efektif dan berkelanjutan.