Mari Bermain!
Pada suatu hari yang aku harap matahari tak tenggelam saat itu
Kita menghabiskan waktu. Sekarang saatnya bermain petak umpet! Kau yang jaga! Kau hitung sampai sepuluh!
Satu!
Aku mulai mencari tempat persembunyian. Aku buka lemari pakaian. Yang kudapatkan nyawaku tergantung nyaris sempurna di sebelah almamater yang baru kudapatkan.
Dua!
Aku coba bongkar kolong kasurku, sayangnya telah dipenuhi oleh kardus berisi kenangan yang saban hari berusaha ingin aku singkirkan.
Tiga
Aku telah sampai di gudang. Aku mulai menggeser meja belajar yang telah usang. Dan yang kutemukan disana adalah setumpuk air mata yang telah di susun rapi didalam akuarium tidak terpakai.
Empat!
Aku berlari kearah kulkas. Kubuka pintu kulkas dan aku bergumam “mati aku!” “aku tak mau mati kedinginan! Sikap dinginmu itu saja sudah membuatku hampir mampus!”
Lima!
Aku berlari ke arah dapur. Kenapa aku melihat harapanku hangus di penggorengan setelah habis dicincang seperti bawang?
Enam!
Aku tidak mendengar apapun! Apa aku terlalu jauh berlari demi mencari tempat persembunyian?
Tujuh!
Aku tersandung, seketika aku menjerit begitu kencang! Kenapa kau tak mendengarnya?
Delapan!
Suaramu tak terdengar lagi. Kau berhenti berhitung. Aku lega dan berharap kau menghampiriku dan merawatku
Sembilan!
Kau tak kunjung datang, aku merangkak menuju tempat kau berhitung tadi dan kudapati kau sedang asyik bermain raja dan ratu dengan seseorang yang tak pernah aku lihat sebelumnya
Sepuluh!
Mampus! Aku baru sadar, ternyata sejak hitungan kelima aku sendiri yang berhitung dalam hati dan sibuk mencari persembunyian!
Pada akhirnya permainan kita tidak pernah usai. Aku sudah jelas kalah sedari awal permainan
Kenapa tidak aku rangkul saja kau dari awal dan kita langsung bermain raja dan ratu?
Rega Maulana